Berhenti merokok tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Karena itu, banyak orang memilih untuk menggunakan cara-cara tertentu pada masa
peralihan hingga mereka benar-benar bisa melepaskan rokok.
Salah satu cara yang saat ini tengah populer baik di
negara-negara maju maupun di Indonesia adalah dengan menggunakan rokok
elektronik. Namun, cara ini juga masih menuai kontroversi karena bahayanya
tidak jauh berbeda dengan rokok konvensional.
Menurut dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Agus Dwi
Susanto, rokok elektronik bisa dikatakan merupakan cara "bahaya"
untuk berhenti merokok. Ini karena rokok tersebut memiliki bahaya yang hampir
sama dengan rokok konvensional, baik dari kandungan nikotin maupun
senyawa-senyawa kimia lainnya.
Meskipun pada awalnya rokok elektronik diklaim efektif
membantu orang berhenti merokok, tetapi kini penggunaannya tidak
direkomendasikan. Setelah melewati sejumlah evaluasi, rokok elektronik memiliki
beberapa bahaya, antara lain sebagai berikut.
1. Sering disalahgunakan
Agus mengatakan, bila digunakan secara benar, rokok elektronik memang bisa menjadi cara peralihan untuk berhenti merokok. Di sisi lain, rokok elektronik sangat mudah untuk disalahgunakan penggunaannya.
Agus mengatakan, bila digunakan secara benar, rokok elektronik memang bisa menjadi cara peralihan untuk berhenti merokok. Di sisi lain, rokok elektronik sangat mudah untuk disalahgunakan penggunaannya.
"Misalnya seperti saat ini, meski belum mendapat izin dan
dijual resmi, rokok elektronik sudah banyak digunakan," ujarnya saat
dihubungi Kompas Health, Selasa (5/8/2014).
Nikotin dalam rokok elektronik juga seharusnya dikurangi
secara gradual. Namun, bila digunakan secara bebas tanpa resep penurunan dosis,
maka jumlah nikotin yang digunakan akan terus sama, bahkan mungkin bertambah
tanpa ada standar yang jelas.
Nikotin yang digunakan dalam jangka waktu yang lama akan
terakumulasi dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah,
seperti penyempitan atau pengentalan darah. Jadi, meskipun jumlahnya jauh lebih
sedikit, nikotin pada rokok elektronik juga sama bahayanya dengan rokok
konvensional.
2. Asap
Meskipun dibakar secara elektronik, nikotin dalam rokok elektronik juga akan menimbulkan asap seperti halnya rokok konvensional. Asap diketahui bila diisap setiap hari akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan karena memberikan paparan produk berbahaya.
Meskipun dibakar secara elektronik, nikotin dalam rokok elektronik juga akan menimbulkan asap seperti halnya rokok konvensional. Asap diketahui bila diisap setiap hari akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan karena memberikan paparan produk berbahaya.
3. Tidak hanya nikotin
Agus menjelaskan, cairan yang menjadi refill atau isi ulang untuk rokok elektronik tidak hanya mengandung nikotin, tetapi juga senyawa-senyawa kimia berbahaya lainnya. Senyawa-senyawa ini bersifat karsinogenik sehingga berpotensi memicu penyakit seperti kanker.
Agus menjelaskan, cairan yang menjadi refill atau isi ulang untuk rokok elektronik tidak hanya mengandung nikotin, tetapi juga senyawa-senyawa kimia berbahaya lainnya. Senyawa-senyawa ini bersifat karsinogenik sehingga berpotensi memicu penyakit seperti kanker.
Sebagai dokter, Agus sendiri tidak menyarankan penggunakan
rokok elektronik sebagai cara berhenti merokok. Sebaliknya, penggunakan permen,
tablet isap, inhaler, tempelan (patch), dan spray lebih
disarankan.
SUMBER : http://health.kompas.com/read/2014/08/05/172351123/Bahaya.Rokok.Elektronik.untuk.Berhenti.Merokok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar